Setelah shalat Shubuh Darmaji
langsung bergegas ke ladang peninggalan ayahnya, ia menyirami sayur-sayuran
yang ia tanam setahun yang lalu seperti kacang panjang, timun, kangkung dan
bayam. Ia juga mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanamannya,
setelah selesai ia pulang mandi kemudian ia berangkat sekolah sambil membawa
sayuran untuk ia jual di warung-warung sepanjang perjalanan ia menuju sekolah,
ia tulang punggung keluarganya.
Soal pertanyaan:
- Jelaskan, Amanat (pesan moral) yang perlu kamu ambil dari watak atau perilaku sang tokoh cerita di atas!
- Apa makna dari kata tulang punggung!
Pandemi Covid 19
Pandemi covid 19 merubah keadaan 180 derajat, tidak hanya berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi juga pada pendidikan; terkhusus kita para pelajar, kita terpaksa harus beradaptasi dengan keadaan; belajar harus di rumah, belajar bertemankan laptop atau android, datang ke sekolah hanya untuk mengambil tugas dan cara lain yang dilakukan oleh para Guru demi kita supaya terus belajar
Soal pertanyaan:
- Coba jelaskan dengan jujur, apa yang kamu rasakan dari dampak pembelajaran di masa pandemi!
Sampah vs Sungai
Banyak warga yang kurang menyadari akan dampak buruk dari membuang sampah di sungai, setiap pagi mereka membuang sampah dengan jumlah yang tidak sedikit, biasanya mereka membuang sampah satu kantong plastik ukuran besar yang berisi limbah keluarga seperti popok, bungkus makanan, potongan sayur bahkan masakan ala keluarga yang tidak habis pada hari itu dibuang dengan seenaknya sendiri di sungai. Jika perorang membuang satu kantong plastik besar berisi sampah berbobot rata-rata 3 kg maka betapa banyaknya sampah di sungai tersebut dalam setahun.
Kurtiyem
Pada suatu hari seorang anak kecil bernama Kurtiyem
berjalan bersama kakaknya dari warung membeli sayuran sebuah kegiatan pagi yang
biasa Kurtiyem lakukan untuk membantu ibunya. di tengah jalan ia mendapati seekor
kuciing yang terkapar, ia langsung berlari sambal menarik kakaknya “Ayo Kak,
kita lihat kucing itu kemungkinan tertabrak” Ya Allah dia luka parah Dek,
kakanya berkata. “Kita bawa pulang ya Kak…, kita obati dia sampai sembuh”, Kurtiyem
merengek berharap. Kakaknya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Namun sayang setiba
di rumah kucing itu sudah tidak bernyawa karena lukanya terlalu parah, Kurtiyem
menangis. “Sudah Dek … niat mu sudah sangat bailk tapi takdir bekehendak lain,
Ayu kita kubur kucing itu dengan layaknya semoga ini menjadi nilai ibadah”. “Iya
Kak Amiin”. Kurtiyem menyahut sembari mengusap air matanya.
Mimin
selama bulan Ramadan selalu pergi ke musholla. Ia giat melakukan tadarus
Al-quran bersama teman-temannya juga tak tidak pernah absen mengikuti pengajian
di pesantren Ramadan bimbingan Bapak Kyai Anas. Setiap sore cara menghabiskan
waktu menunggu berbuka ia melatih atau mengembangkan bakatnya yaitu seni
kaligrafi arab dan latin sehingga kemampuan seni tulisnya semakin meningkat. Di
sore hari terkahir bulan Ramadan ia selalu ikut pergi ziarah ke TPU (tempat
pemakaman umum) bersama ayahnya untuk mendoakan kakek dan nenek serta keluarga
lainnya yang sudah meninggal dunia. Di malam hari raya Mimin berkeliling
mengunjungi rumah tetangganya yang kurang mampu untuk memberikan zakat fitrah sambil
melafadzkan takbir (takbiran) sepanjang ia berjalan kaki (dengan suara lirih). Ia
dikenal anak yang baik dan dermawan uang pemberian dari keluraga &
kerabatnya pun separuhnya ia bagikan kepada teman-temannya yang yatim dan
separuhnya ia belikan barang-barang untuk menunjang bakat seni tulis
kaligarafinya seperti pensil warna, spidol, cat air dan lainnya.
Jalan Kaki dan Berspeda
(1) Jalan kaki dan bersepeda menuju sekolah yang kita lakukan setiap hari memengaruhi kesehatan. (2) Ketika berjalan kaki atau berspeda, kita pun melatih kekuatan otot dan tulang kita. (3) Karena tulang dan otot kita bergerak. (4) Jika kita selalu berjalan kaki dan berspeda ke sekolah tulang dan otot kita kuat (5) maka dari itu, kita harus membiasakan selalu berjalan kaki atau bersepeda ketika berangkat sekolah.
0 Comments