Remaja Ku adalah Remaja Kita & Gambaran Kecil di Masa Depan


Oleh. Dev. Mulani

    Miris, sedih, sakit dan sebagainya hati kita merasa ketika melihat anak-anak & remaja kita bertindak tidak sesuai norma agama, begadang di jalanan, memposting minuman kerasnya dengan bangga, berself-pose layaknya suami istri dengan suka-sukanya mereka posting, tidak mau ngaji, sekolah tidak karuan, terlebih menjauh dari amalan shalat

Jangan benci mereka!

Jangan kutuk mereka! 

Jangan caci & hardik mereka!

Doakan saja mereka, jika berkenan kirimi mereka Fatihah.

Banyak problem yang mendasari mereka berlaku & bertindak demikian.

Mungkin, hubungan dengan orang dekatnya sangat tidak baik (keluarganya/orang tuanya dan seterusnya.) sudah banyak orang tua yang tidak berwibawah lagi bagi anaknya karena keburukannya sudah dikenal dan dipahami oleh anak2nya, nafkah yang tidak halal, perceraian, konflik rumah tangga yang membuat mereka tertekan bathinnya, bingung pada siapa mereka meluapkan emosionalnya sementara mereka masih labil dan tidak mungkin stabil dengan kondisi mereka yang masih butuh bimbingan, arahan, motivasi, nasihat & doa.

Dan masih ... banyak faktor X lainnya. Wallahu’alam..

Ini ladang pahala sebenarnya bagi para Ustadz, Guru dan yang bergerak di lembaga pendidikan untuk melakukan home visit/ kunjungan rumah untuk mengetahui apa yang terjadi pada siswa-siswinya, kunjungan rumah bukan untuk membagi-bagikan pakaian, uang dan bentuk lainnya untuk mengajak mereka bersekolah, marwah & wibawah pendidikan sudah mulai rusak karena hal seperti ini, sudah banyak orang tua yang sudah berani  memasang/mematok harga anak-anaknya, innalillah..., kalau sudah demikian ... putek Pak Bu, serba salah, setelah ada gerakan pencarian siswa baru seperti ini.

Bagi para mahasiswa dan mahasiswi di fakultas tarbiyah atau pendidikan inilah sumber variabel2 yang bisa dijadikan latar belakang penelitian kalian untuk skripsi, tesis sampai disertasi mungkin,

Jika tidak bisa berbuat apa-apa untuk remaja2 kita, cukup doakan mereka,

Jangan katakan, mereka bukan anak2 ku, cucu2 ku, ponakan2 ku, murid2 ku dan bukan siapa2 ku!

Bayangkan jika ihwal ini Tuhan timpakan pada keluarga kita, Allahumma bangidznaa...

Karena remaja, pemuda adalah penerus kita, merekalah penerus kita.

Subbanul yaum rijalun ghodd..                

Allhummajalnaa waauladana watalaamidinaa wasanatironaa min ahlil ilmi wa ahlil khoir..

Wala taj’alnaa waiyyahum min ahli sarri wa ahli dloiri, innaka ‘ala’ kulli syaiin oodir...

Amiin ...........

Alfaatihah ...

Post a Comment

0 Comments