Tanda Petik Kebijakan "Study Tour" Sekolah

Dev. Mulani

Setiap kebijakan akan menuai polemik, akan ada pro & kontra, ada yang suka dan tidak suka, ada yang bahagia dan ada pula yang merana. Hal baik apapun akan menemui sisi negatifnya. 

Cara berpikir kami sederhana, kami yang berada di maqom "Grassroot" di pedesaan atau perkampungan, pergi jauh dari rumah itu banyak sekali pertimbangan ; dari mulai biaya dan yang paling membuat ragu adalah rasa khawatir ketika mabuk perjalanan, ketiduran dan alasan level rendah lainnya yang mungkin sebagian orang akan mengatakan What? Dasar Kampungan atau ungkapan yang lebih sadis dari ini. 

Kami yang memiliki pola pikir seperti disebutkan di atas, berlibur besama-sama adalah solusi terbaik untuk bisa merasakan tempat lain tempat yang belum dipijak, kota atau tempat wisata yang disinggahi oleh orang-orang berduit, kami bisa menabung terlebih dahulu selama setahun atau lebih, satu dari wadah untuk kami bisa mewujudkan acara jalan-jalan ala orang kaya itu (lihat saja di lapangan orang-orang maqom kami terkadang norak ketika bertamasya; berpakaian, repotnya membawa makanan dan sebagainya) adalah di antaranya kami bernaung di sekolah tempat kami belajar, program study tour, piknik apapunlah istilahnya sudah menjadi hal lazim dan biasa diadakan yang diatur dan dibicarakan bersama guru dan wali siswa di akhir tahun pembelajaran, menjelang kegiatan Ujian Akhir Sekolah / Madrasah. 

surat edaran larangan study tour

Bersambung

Post a Comment

0 Comments